Sunday, October 12, 2008

coco bonsai


Tunas kelapa menjadi tanaman hias di Jepang


Disebuah toko serba ada di kota Yokohama telah dipasarkan tunas kelapa yang di tanam dalam pot putih untuk tanaman hias. Di stall tersebut telah terpajang sekitar 50 pot yang selalu diamati oleh pengunjung baik anak-anak maupun orang dewasa. Mereka heran melihat tanaman hias baru ini karena mereka belum pernah melihat sebelumnya. Tanaman ini hanya tumbuh di pulau-pulau paling selatan Jepang wilayah Okinawa.

Tunas kelapa ini ditanam di atas pot warna putih yang sangat kontras dengan warna kelapa. Indah nian bukan ?

Tunas kelapa yang bahasa latinnya Cocos nucifera atau Kokoyasi dalam bahasa Jepang ini dipasang harga 1.900 yen atau 142.500 rupiah per buah. Di zaman modern seperti sekarang ini selain kita dituntut dalam bidang teknologi, kita juga harus siap berlomba dan berani dalam mengaplikasikan ide-ide cemerlang dalam agribisnis. Pintar-pintar membidik segmen pasar !

Posted by Dr. Pudjiatmoko at 18:41
Coco Bonsai adalah nama dari produk saya berupa pohon kelapa yang kecil dan unik, dengan teknik bonsai dan sedikit percobaan yang menghasilkan produk menarik dan menawan setiap orang yang melihatnya. Kita semua mengetahui bahwa kelapa dikenal sebagai pohon kehidupan karena setiap bagian dari pohon ini bermanfaat, mulai dari akar sampi daun, dari buah sampai batang yang memberi manfaat berharga bagi manusia.

Sebelumnya, tehnik bonsai hanya digunakan untuk pohonan keras selain pohon kelapa. Karena teori bonsai mengatakan bahwa tanaman monokotil tidak layak sebagai pohon bonsai, sebab tidak mempunyai bentuk unik sebagai bonsai. Sekarang, setelah cukup waktu untuk mencoba dan eksperimen, dengan bangga saya persembahkan pohon bonsai kelapa yang unik dan menarik dimana pohon kelapa kecil dapat diletakkan dalam sebuah pot. Hal menarik lain berupa batok kelapa yang diikat akar-akarnya.

Coco bonsai akan menjadi salah satu trend dalam bisnis tanaman hias dimana bentuk kecilnya yang dapat diletakkan sebagai tanaman ornamen ruangan ataupun luar ruang. Mudah dipelihara dan ditangani yang akan memberi poin tambah lain bagi produk ini untuk dapat diterima pasar. Jadi, coco bonsai ini akan membawa pemandangan alam kedalam ruang, mudah dalam perawatan dan penanganan serta dapat diletakkan dimanapun.

Bisnis ini memiliki suatu perencanaan sederhana dan tidak membutuhkan investasi yang besar untuk memulainya, tapi usaha yang terintegrasi diperlukan mulai dari produksi sampai pemasarannya. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai banyak pantai dimana pohon2 kelapa tumbuh. Banyak perkebunan kelapa disini dan mudah untuk memperoleh bibit kelapa yang tumbuh tanpa seorangpun perduli. Bibit kelapa ini sebagai bahan baku coco bonsai, dapat dikumpulkan dari petani kelapa dengan harga yang murah.

Produksi terintegrasi dari coco bonsai akan mengurangi biaya2 dan akan menjamin ketersediaan suply ke pasar. Produksi terintegrasi dimaksudkan mengusahakan dan mengembangkan mulai dari bahan baku, pengumpulan bibit2, media tanam, vitamin dan pupuk untuk produksi coco bonsai, pot, pengiriman dan penanganan, juga transportasi ke pasar.

Pemasaran coco bonsai ditujukan tidak hanya untuk pasar lokal, tetapi juga negara2 lainnya seperti timur tengah, eropa dan USA yang merupakan pasar potensial. Terdapat kesempatan besar untuk memperoleh pasar potensial, dimana kelapa tidak dapat tumbuh secara alami (luar ruang) pada negara2 ini, tetapi coco bonsai akan tumbuh sebagai tanaman dalam ruang. Sehingga ketika seseorang bermaksud untuk melihat pohon kelapa, mereka tidak perlu bepergian ke negara2 pantai tropis. Cukup meletakkan coco bonsai pada ruangan dan bawalah pemandangan alam disini.


1. Busines proposition



Coco bonsai dibuat dari bibit kelapa dengan perlakuan tehnik bonsai dan memiliki bentuk unik dengan batok kelapa di tampilkan dan diikat dengan akar2nya sebagai ornamen menarik dari bentuknya. Tampilan menarik dari bentuk ini cocok diletakkan pada meja baik sebagai tanaman dalam maupun luar ruang. Produk ini mudah dalam perawatan dan penanganan serta mudah dalam pemeliharaan dan hanya membutuhkan sedikit air dan pupuk. Pohon kelapa adalah tanaman kuat yang dapat tumbuh pada media dan kondisi ekstrim, bagaimanapun sebagai bonsai yang memerlukan sedikit perhatian pada penanganan harian dimana pot membatasi pertumbuhannya.

Dengan bentuknya yang unik dan menarik, coco bonsai ini telah menciptakan permintaan pasar tidak hanya dari bonsai kolektor tetapi juga setiap orang yang melihatnya. Jika diproduk sebagai suatu bonsai sebenarnya, ini akan menjadi produk mahal karena membutuhkan waktu yang cukup panjang bagi pohon kelapa untuk menjadi bonsai sungguhan yang tua. Untuk produk saya ini hanya membutuhkan setidaknya 8 bulan s/d 12 bulan memproduksinya sehingga siap jual. Bisnis ini menciptakan produksi tanaman dalam pot yang unik dan menarik sebagai tanaman ornamen dan membuat suatu trend baru dalam tanaman hias dari tanaman tropis serta investasi berharga dimasa depan sebagai bonsai tua.

2. Production process & development



Cara termudah untuk memproduk bonsai kelapa dimulai dari menyemai dari bibit kelapa yang tumbuh tanpa media dan air, karena batoknya yang dilindungi sabut mempunyai cukup air didalam untuk dapat membuat bibit kelapa tumbuh dan menghasilkan akar2 yang kuat ketika dibutuhkan. Saat telah cukup akar2nya, bibit kelapa akan dilepaskan dari sabut-serabutnya dan dapat diletakkan dalam pot pada bermacam2 media. Untuk mengetahui bibit kelapa mempunyai cukup akar adalah dari daun2 yang disebut cotyledon, ketika telah terdapat cotyledon yg terpisah maka bibit kelapa telah siap dilepaskan dari sabut dan siap tanam.

Kunci prosesnya adalah pada pemeliharaan harian untuk membuat daun2 terlihat tua dari normalnya. Daun2 harus dibebaskan dari serabut yang melapisi pelepah sebelum pelepah daun meninggi. Hanya dibutuhkan peralatan sederhana seperti cutter, sprayer, gunting dan kaleng2 bekas sebagai pot. Bentuk bonsai kelapa akan lebih unik ketika batok kelapa ditampilkan dan membiarkan akar2nya mengikat. Menyiram tanaman dibutuhkan tetapi tidak terlalu sering, kelapa hanya mengkonsumsi sedikit air. Sinar matahari diperlukan tetapi tidak terlalu banyak, paling tidak 1 jam setiap 2 atau 3 hari pada pagi hari.

Untuk produksi masal dibutuhkan cukup lahan penanaman yg di naungi guna mencegah intensitas cahaya berlebihan. Produksi coco bonsai sebaiknya didalam greenhouse atau screenhouse untuk melindungi dari kemungkinan2 pengaruh cuaca buruk dan untuk memungkinkan pengontrolan kelembaban udara.

Saya telah menghubungi departemen pertanian republik indonesia yg merekomendasi dan membantu bisnis coco bonsai saya. Mereka juga mengizinkan saya untuk memanfaatkan lahan (sewa dengan biaya murah) 1.000 m pada kebun pembibitan mereka. Lahan seluas ini dapat digunakan untuk memproduksi lebih dari 4.000 coco bonsai mulai sejak penanaman sampai menjadi bentuk akhir. Saya hanya berinvestasi pada peralatan produksi lain2 seperti screen house, rak2 dan system pengairan, bibit, pot dan media tanam.

Saya juga direcomendasikan untuk menghubungi sekolah pertanian milik departemen pertanian yang dpt melakukan study dan penelitian untuk produk saya, ini akan sangat bermanfaat bagi siswa2nya untuk memberikan pemahaman bagi pengetahuan dan sisi bisnis dari produk ini. Saya juga berharap bahwa institusi ini dapat menjadi sumber daya manusia kelak.

1. Supplier



Sangat banyak perkebunan kelapa di Indonesia, saya dapat memperoleh bibit kelapa sebagai bahan baku dengan harga murah. Saya telah menghubungi beberapa petani yang dapat mensuply dalam jumlah banyak untuk saya.

Saya juga telah menghubungi kelompok pemuda sekitar area saya dan juga diluar region seperti kota banjar negara, jogjakarta, dan riau. Saat mendatang, mereka akan dilatih ketika saya memperoleh pasar yg besar/ customer yg dapat menjamin supply untuk barang jadi setelah 8 bulan masa training.

3. Market structure dan analysis



1. Target market dan customer base



Target pasar saya terbagi menjadi 2 : pasar lokal dan pasar luar negeri. Kedua pasar ini merupakan pasar yang potensial dimana permintaan terhadap ragam tanaman hias akan mendapatkan suatu trend tanaman hias baru, tidak hanya untuk kolektor bonsai tetapi juga semua orang yang membutuhkan ragam tanaman hias.

Terdapat beberapa hambatan untuk memperoleh pasar yang lebih besar, salah satunya adalah mengurangi harga jual dengan memproduk secara masal.


2. Competitor analysis



Pesaing datang dari produk bonsai lain dan tanaman hias dalam ruang lainnya, karena tidak ada perusahaan lain dengan produk coco bonsai yang sama. Tidak ada pesaing yang spesifik untuk coco bonsai ketika saya memasarkan pada pasar lokal, saya yakin begitu pula untuk pasar luar negeri.

Begitu banyak produsen tanaman baik lokal maupun luar negeri, banyak dari mereka merupakan pemain yang sukses. Beberapa produsen spesialis memproduksi suatu jenis tanaman seperti anggrek, tanaman hias luar ruang, tanaman hias dalam ruang, dan yang lainnya mengkombinasikan semua produk tersebut. Pemain yang sukses haruslah mempunyai cukup pengalaman dan struktur penuh baik dalam produksi, supplier dan jaringan kerja.

Target pasar saya untuk coco bonsai masih terbuka lebar jika saya merancang rencana matang untuk produksi masal dan mengembangkan jaringan pemasaran baik untuk pasar lokal maupun pasar luar negeri.

3. Market size and potential




Sebagai produk baru dalam industri tanaman hias, pasar potensial terbuka lebar untuk produk ini. Saya yakin untuk menjadi produk yang sukses adalah bergantung dari bagaimama mengatur rencana pemasaran dan perlengkapan pemasaran seperti branding, promosi, pemahaman produk dan sebagainya. Rencana awal dari pasar lokal dan luar negeri digambarkan terbagi menjadi 20:80; 30;70; dan 40:60 pada 3 tahun.

Untuk pemasaran lokal, belanja domestik untuk tanaman hias di Indonesia berdasarkan data dari Departemen Pertanian Republik Indonesia sbb. :


Th. / US$ 2004 2005 2006

produk tanaman hias 492.043.16 512.307.692 628.461.538

Untuk pemasaran luar negeri, export Indonesia untuk produk tanaman hias berdasarkan data dari Departemen Pertanian Republik Indonesia sbb. :



YEAR / US $ 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Flora products 10.167.298 9.398.745 9.834.578 12.134.271 13.871.739 14.446.046




4. Competitive advantage



Tidak hanya bentuk yang unik dan menarik, nilai jual lain dari produk saya adalah ketika dijual selalu disertai dengan panduan untuk pemeliharaan dan merawat produk. Untuk pemasaran luar negeri, disamping panduan juga terdapat certifikasi dari CITES dan sertifikat karantina.

Saya menyadari pada suatu saat terdapat resiko dan sangat penting untuk memayungi secara hukum produk ini dari pesaing potensial. Saya juga berencana dan mempelajari untuk memperoleh suatu right/ patent bagi produk ini, dimana masih banyak kendala terkait dengan pengetahuan ilmiah, biaya dan sebagainya.

4. Marketing and Sales
1. Sales



Penjualan yang ada pada pasar lokal, dilakukan dengan penjualan langsung ke konsumen dimana saya membuka stand counter pada pasar mingguan serta mengikuti pameran lokal. Target pasar luar negeri akan dapat direngkuh ketika saya telah siap untuk memproduksi secara masal dalam waktu dekat.

Target penjualan total baik untuk pasar lokal dan pasar luar negeri adalah : 225; 1.400 dan 2.400 pohon dalam tahun 1, 2 dan 3 dengan nilai USD 4,500 ; USD 28,000; dan 48,000.

2. Marketing & Communication



Saya menyadari bahwa suatu produk baru membutuhkan promosi untuk branding produk dan pengumuman, tetapi saya yakin bahwa produk coco bonsai ini dapat meraih apresiasi sesegera mungkin. Saya merencanakan untuk mempromosikan produk ini melalui ajang pameran, festival, pameran dagang, dan media promosi lain seperti internet, majalah dan radio/televisi. Saya juga mempersiapkan suatu website untuk coco bonsai dan menghubungi asosiasi2 seperti APCC dan KADIN, ini merupakan media efektif untuk mempromosikan dan branding produk.

Departemen Pertanian Republik Indonesia memberi dukungannya pada pemasaran lokal dengan mengijinkan saya membuka stand counter pada pasar mingguan di dalam lingkungan gedung mereka setiap jum’at, mereka juga memberi dukungan untuk pasar luar negeri dengan membawa produk saya pada pameran di Dubai – UEA bulan mei dan pada Cassablanca – Maroko bulan juni 2007.

3. Distribution



Untuk pasar lokal membutuhkan lebih banyak promosi dan publicity untuk memperoleh hubungan distribusi dimana produk ini belum dikenal sebelumnya. Produk branding dan promosi sangat penting, karena typical dari pasar lokal (Indonesian people) adalah mengikuti trend dan lebih apresiasi terhadap produk yang datang dari luar negeri. Setelah produk telah banyak dikenal, saya dapat menggunakan hubungan distribusi/ jaringan dengan lebih mudah.

Saya juga merencanakan suatu hubungan distribusi di eropa, timur tengah dan USA to memperoleh pasar luar negeri. Hubungan distribusi ini bisa berupa grosier atau supermarket yang telah menjual tanaman tropis sebagai produk mereka.

Saat ini ada peminat potensial dari Perancis yang tertarik dengan produk ini. Komunikasi awal adalah bagaimana memproduksi, pemahaman produk, harga, kapasitas produksi, legalitas dan prosedur pengiriman.


5. Company Structure



1. Management



Sepanjang pengetahuan saya, untuk memproduksi coco bonsai tidak dibutuhkan pendidikan khusus tetapi hanya pelatihan teknis saja. Pelatihan dapat bekerjasama dengan sekolah menengah pertanian milik departemen pertanian RI, yang saya harapkan dapat menyerap tenaga kerja dari lulusannya. Perencanaan manajemen saya memerlukan orang2 berpengalaman diluar bidang teknik seperti accounting, pemasaran dan penjualan dengan pendidikan dan pengalaman cukup itulah yang saya cari.

2. Legal status



Sejujurnya, ketika memasarkan produk ini pada pasar lokal tidak dibutuhkan syarat legal. Ketika saya berencana memasarkan keluar negeri, saya harus menjadi komersial dengan berbadan hukum seperti untuk memperoleh ijin export, sertifikasi, adminstrasi dan lain syarat untuk perdagangan luar negeri.

Saya memiliki suatu badan usaha (untuk usaha kecil) yang dapat saya gunakan bagi kepentingan ini untuk memperoleh ijin export, sertifikat CITES dan sertifikat karantina.

3. Partner dan sponsor



Saya akan bekerja sama dengan partner teknis dan keuangan yang mempunyai sistem win-win solution atau untuk pengembangan usaha kecil & menengah, berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan usaha kecil & menengah pada perdagangan global. Saya belum pernah menseleksi partner2 tsb tetapi saya akan mempertimbangkan mereka dengan tujuan, motivasi dan komitmen sebagaimana dimaksud di atas.

6. Risk


Risk Measure to counteract the risk
Mengganti media tanam untuk keperluan ekspor merupakan resiko kegagalan fatal dan berakibat produk mati. Meneliti untuk mendapat metode penggantian media secara aman dan memproduksi produk yang tidak harus mengganti media.
Produk dapat ditiru oleh pesaing yang mengetahui potensi nilai dari coco bonsai Merencanakan untuk memperoleh right/ paten utk produk dan tehnik produksi



7. SWOT Analysis


Kekuatan Kelemahan

* Produk Baru
* Bentuk unik dan menarik
* Mudah dalam perawatan dan pemeliharaan
* Memiliki syarat2 ekspor
* Didukung oleh lembaga pemerintah



* Produk mudah ditiru
* Struktur harga pasar belum terdeteksi
* Modal kecil dan tidak ada sumber dana
* Tidak terpublisitas/ produk branding


Kesempatan Kendala

* Pasar terbuka luas
* Pasar local maupun eksport
* Konsumen terdiri dari berbagai segmen
* Tidak ada pesaing produk yang sama
* Mudah dan siap diproduksi secara masal



* Pesaing potensial dapat mudah meniru sebelum ada hak paten.
* Nilai tukar mata uang
* Regulasi masing2 negara dalam perdagangan luar negeri






8. Potential prize money



Saya akan menggunakan hadiah uang jika saya menang BiD Challenge untuk pengembangan usaha dan menambah investasi utk bisnis saya pada tanaman hias terutama produk coco bonsai. Saya akan mengembangkan produk2 lain dari tanaman tropis menggunakan tehnik bonsai yang dapat dinikmati masyarakat dari negara yg memiliki 4 musim utk mengetahu tanaman spt: kopi, coklat dan teh. Ini juga dapat mewakilkan produk dari tanaman2 yang setiap hari dan dimana saja mereka dapati.

2. Enterpreneur




1. Personal motivation & individual qualities



Dimulai dari hobi bertanam saya memperoleh cara menumbuhkan pohon kelapa dalam pot kecil dan saya memberi nama produk ini utk tujuan perdagangan “Coco Bonsai”. Sebagai pengusaha berpengalaman saya dapat melihat bahwa produk ini dapat menjadi sangat sukses dalam pemasaran. Dengan memberi sentuhan tehnik, kemampuan manajemen yg saya peroleh bertahun2 dalam bisnis, jaringan dan pemasaran, saya yakin saya dapat sukses menjalani bisnis ini.

Apa yang saya harapkan pada tahun2 mendatang (3 tahun) adalah memperoleh bisnis yg stable dengan membagi pasar baik lokal atau luar negeri.

2. Experience



Saya lulusan univesitas lokal di Jakarta-Indonesia, bidang studi saya accounting dan beberapa pengalaman kerja pada bagian administrasi baik untuk perusahaan lokal maupun perusahaan asing dengan berbagai bidang usaha membuat saya matang dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri.

Saya telah menjadi pengusaha lebih dari 10 tahun dengan beragam bidang usaha. Beberapa tahun pengalaman sebagai pengusaha memberi kemampuan untuk mengidentifikasi produk2 mana yg akan menjadi sukses di pasar. Dengan Coco Bonsai, keahlian dan pengalaman tidak terbatas untuk kemampuan usaha dan pengalaman saya saja, juga pengetahuan tehnik memproduksi Coco Bonsai.

3. Personal Role



Usaha pertama saya pada bisnis ini adalah memperoleh permodalan utk membangun infrastruktur untuk produksi masal secara terintegrasi seperti green house, pembibitan dan pusat penyemaian, ruang karantina dan laboratorium. Setelah itu saya akan memerankan sebagai manager, administrasi serta pemasaran produk ini sendiri. Saya mencoba utk melaksanakan sendiri tetapi tidak menutup kemungkinan saya bekerja sama dengan fihak lain.

4. Reference



5. CV or the entrepreneur




3. FINANCIA STATEMENT




4. THE DEVELOPMENT IMPACT



1. The development impact of your business



Impact dari bisnis ini adalah untuk pemuda sekitar wilayah saya yang dapat memberikan kesempatan dan motivasi menjadi pengusaha, mereka akan melihat banyak kesempatan sekitar mereka yang dapat mereka gali.

Fokus pada pengembangan produk coco bonsai tidaklah menyerap banyak tenaga kerja sampai 3 tahun mendatang, setelah itu saya dapat berekspansi ke produk lain yang akan membutuhkan banyak tenaga kerja.